Koperasi Indonesia Dan Luar Negeri
Tahukah Anda, satu-satunya bentuk badan usaha yang disebut dalam UUD 1945 ?
Ya, koperasi ! Mestinya , ini bisa menjadi acuan betapa pentingnya koperasi sebagai elemen usaha peningkatan ekonomi rakyat.Namun, kenyataan bicara lain. mantan menteri Koperasi, Suryadarma Ali pernah mengatakan betapa banyak koperasi Indonesia yang didirikan hanya untuk mengejar fasilitas pemerintah. Suatu hal yang bertentangan dengan sikap kemandirian gerakan koperasi. Itu sebabnya, mantan presiden megawati Soekarnoputri berujar perkembangan koperasi Indonesia sangat lambat seperti bekicot.
Tapi menteri Koperasi saat itu, Syariffudin Hasan optimis, koperasi kelak mampu menjadi satu-satunya soko guru perekonomian rakyat. Ini terlihat dari jumlah koperasi yang cenderung terus meningkat beberapa tahun belakangan.
Begitupun, dibanding koperasi di luar negeri, koperasi indonesia agak tertinggal.Ambil contoh di Denmark. Di negara itu 30 % dari jumlah penduduknya adalah anggota koperasi. Ini berdampak pada tingkat perekonomian mereka. Sepertiga penduduk Negara ini berusia 18-30 tahun, seluruhnya belajar di perguruan tinggi padahal biayanya sangat tinggi.
Di Swedia lebih dahsyat lagi. Sejak tahun 1911, koperasi di Swedia sanggup mengalahkan kekuatan perusahaan-perusahaan besar milik swasta dan puncaknya menghancurkan monopoli penjualan tepung terigu pada 1926. Koperasi malah disiapkan untuk mengelola perusahaan penyaringan minyak bumi nasional karena dianggap jauh lebih efisien dan terbebas dari kemungkinan korupsi.
Sementara di Jepang, koperasi menjadi penyelamat saat dunia dilanda krisi global pada 1933. Kini koperasi pertanian di Jepang mengkin salah satu koperasi pertanian paling efisien dan maju di dunia. Selain hanya bergerak di satu bidang produksi, koperasi pertanian ini membentuk gabungan koperasi yang mampu menekan harga ke tingkat yang menguntungkan petani.
Luar biasa bukan ? Bayangkan jika kekuatan koperasi ini disadari dan dimanfaatkan ribuan UKM Indonesia untuk menciptakan perekonomian yang berpihak pada rakyat !
Ya, koperasi ! Mestinya , ini bisa menjadi acuan betapa pentingnya koperasi sebagai elemen usaha peningkatan ekonomi rakyat.Namun, kenyataan bicara lain. mantan menteri Koperasi, Suryadarma Ali pernah mengatakan betapa banyak koperasi Indonesia yang didirikan hanya untuk mengejar fasilitas pemerintah. Suatu hal yang bertentangan dengan sikap kemandirian gerakan koperasi. Itu sebabnya, mantan presiden megawati Soekarnoputri berujar perkembangan koperasi Indonesia sangat lambat seperti bekicot.
Tapi menteri Koperasi saat itu, Syariffudin Hasan optimis, koperasi kelak mampu menjadi satu-satunya soko guru perekonomian rakyat. Ini terlihat dari jumlah koperasi yang cenderung terus meningkat beberapa tahun belakangan.
Begitupun, dibanding koperasi di luar negeri, koperasi indonesia agak tertinggal.Ambil contoh di Denmark. Di negara itu 30 % dari jumlah penduduknya adalah anggota koperasi. Ini berdampak pada tingkat perekonomian mereka. Sepertiga penduduk Negara ini berusia 18-30 tahun, seluruhnya belajar di perguruan tinggi padahal biayanya sangat tinggi.
Di Swedia lebih dahsyat lagi. Sejak tahun 1911, koperasi di Swedia sanggup mengalahkan kekuatan perusahaan-perusahaan besar milik swasta dan puncaknya menghancurkan monopoli penjualan tepung terigu pada 1926. Koperasi malah disiapkan untuk mengelola perusahaan penyaringan minyak bumi nasional karena dianggap jauh lebih efisien dan terbebas dari kemungkinan korupsi.
Sementara di Jepang, koperasi menjadi penyelamat saat dunia dilanda krisi global pada 1933. Kini koperasi pertanian di Jepang mengkin salah satu koperasi pertanian paling efisien dan maju di dunia. Selain hanya bergerak di satu bidang produksi, koperasi pertanian ini membentuk gabungan koperasi yang mampu menekan harga ke tingkat yang menguntungkan petani.
Luar biasa bukan ? Bayangkan jika kekuatan koperasi ini disadari dan dimanfaatkan ribuan UKM Indonesia untuk menciptakan perekonomian yang berpihak pada rakyat !
0 komentar:
Posting Komentar